Masya Allah !! Pertolongan Allah Itu Sangat Dekat

Izinkan saya bercerita sebuah kisah yang ketika selesainya, saya ingin menuliskan kisahnya, dan baru sekarang ada kesempatan jelang ashar di depan kabah.

Ceritanya bermula ketika kami kafilah Asar Travel pada program umroh plus turki seharga umroh reguler telah menyelesaikan umroh kedua.

Disaat menunggu sebagian jamaah sedang ke kamar kecil, para ibu meminta di temani untuk berdoa ke multazam dan hijir ismail.

Kami kaum bapak yang masih ber ihram mengusulkan agar kami berganti baju dulu dan akan bertemu di tikpul yang disepakati.

Karena kami harus mengejar waktu ashar, jadilah kami ber empat harus berkejaran dengan waktu, sehingga ketika arah balik ke haram salah seorang dari kami tertinggal di hotel, karena berbeda kamar.

Kami berlarian menuju hotel berkejaran dengan waktu ashar. Setibanya di lokasi yang disepakati kami tidak menemukan satupun ibu-ibu. Kami berhusnudzon mereka pindah lokasi, tapi kami susuri delapan penjuru angin tidak ada satupun tampak.

Awalnya kesal bercampur marah, namun secepatnya ku rapikan dan ku tata hati agar mengikhlaskan.

Salah salah seorang kawan ber husnudzon mungkin ketika kami sudah berulang kali menelepon tidak diangkat mereka sudah ber ijtihad mandiri ke multazam dan hijir ismail.
Dan memang ternyata benar.

Kami akhirnya memutuskan untuk bersiap beritikaf mendekati kabah. Turun kebawah menggunakan eskalator. Belum kaki menginjak ubin yang selevel dengan kabah, tiba-tiba ada seorang ibu yang berteriak kearah kami, Untuk menolong seorang bapak tua yang tersasar.

Setelah di tanya, pak suhanta bercerita dia dari bekasi dan terpisah dengan rombongan ketika menyelesaikan putaran ke 7 saat sai.
Beliau tidak tahu letak hotel, tidak membawa id dan tidak membawa hp, ketika saya tanya nomor telepon keluarga di bekasi pun dia tidak hapal.

Sambil tenang ku ajak si bapak tersebut duduk, tenyata sebelumnya sudah ada 2 orang makasar yang sudah berusaha membantu mencari rombongan hampir 2 jam namun tidak ketemu.

Tiba-tiba kami melihat ada tulisan di kain ihram nya. Dengan cepat langsung ku googling dan alhamdulillah di website ada no hp. Atas saran teman, saya coba kirim wa ke nomor tersebut dan qadarullah wa nya aktif.

Dan akhirnya si ibu yang memang sedang di tanah air tersebut meminta kami untuk menjaga pa suhanta menunggu team mereka menemui kami.

Pa hartono sang penjemput akhirnya sampai dan sangat berterimakasih atas bantuan kami. Saya bisa berempati kepada beliau betapa beliau sangat senang, karena pa suhanta tidak membawa identitas apapun. Kecuali kain ihram yang dikenakannya.

Masya Allah betapa Allah sudah mengatur keterburuan kami dari hotel dan bagaimana Allah memberi ilham kepada para ibu untuk mandiri, memang semuanya agar pa suhanta bisa terbantu menemukan kembali rombongan umrohnya. Tiada segala sesuatu terjadi tanpa kehendak Allah.

Dan diantara magrib dan isya adalah bagamana Allah menunjukan kasih sayangnya kepada kami bertiga.
Kami bisa sholat magrib di depan multazam, bada sholat kami bisa berdoa di multazam dan hijir ismail. Dan saya sendiri saat isya bisa di shaft pertama di depan rukun yamani.

Sehingga bisa menyaksikan barisan jamaah yang terjebak 40 menit sebelum isya di antara rukun yamani dan hajar aswad berbaris rapi menunggu giliran mencium hajar aswad tanpa harus berdesakan. Oh indahnya rezeki dari Allah buat mereka, dan saya lihat ada ibu2 juga diantara barisan tersebut.

Di situ juga aku bisa mem videokan prosesi penjahitan kain kiswah di pojok yamani dan hajar aswad yang robek akibat tertarik jamaah umroh dan proses pembersihan keduanya menggunakan minyak wangi khas kabah.

Di shaft itu pula aku bisa mem-videokan Masya Allah teduh dan sejuknya wajah imam yang mengimami sholat isya.

Masya Allah, sungguh tiada yang tersia atas setiap kebaikan yang kita tebarkan pada orang lain, hatta sepotong senyum manis pada sesama jamaah yang kita temui saat hendak sholat atau bahkan sapaan akrab pada saat di lift. Sungguh kita semua adalah saudara. Tiada bersekat ketika kalimat tauhid telah tersemat didalam dada.